Nesting di Call Center Indonesia: Belajar Sebelum Terjun Penuh
Banyak yang nganggep kalau tahap nesting itu cuma masa transisi doang sebelum resmi jadi agen call center. Padahal, kenyataannya jauh lebih dari itu. Di tahap ini, kita udah mulai angkat telepon dari pelanggan sungguhan, bukan simulasi lagi. Jadi, bisa dibilang kita udah berperan sebagai agen sebenarnya, hanya saja masih dalam pengawasan dan durasi kerja yang lebih singkat.
Belajar Nggak Harus Nunggu Dikasih Materi
Satu hal yang sering disepelekan tapi justru krusial adalah product knowledge. Nggak mungkin bisa siap 100 persen sama semua jenis masalah yang mungkin ditanyain pelanggan, tapi makin banyak yang dipahami, makin kecil kemungkinan panik saat call berlangsung. Apalagi pas udah turun ke lantai, bantuan dari pelatih atau coach nggak akan selalu tersedia setiap saat.
Waktu Lowong? Manfaatkan Buat Mock Call
Kadang dalam sesi pelatihan, ada aja waktu kosong di mana pelatih lagi sibuk atau lagi nggak ada. Nah, ini bisa banget dimanfaatin buat latihan mock call bareng teman pelatihan lain—kalau bisa sih, pilih yang udah berpengalaman. Kenapa? Karena mereka udah pernah ngalamin gimana rasanya ngobrol sama pelanggan asli, jadi latihan akan terasa lebih realistis. Bisa gantian jadi agen dan pelanggan, jadi tahu rasanya di dua sisi.
Tantangan Paling Umum: Aksen dan Kecepatan Bicara
Banyak yang kaget pas pertama kali denger pelanggan ngomong cepat dan pakai aksen yang nggak familiar. Wajar banget, bahkan yang udah lumayan jago Inggris pun tetap ngerasa lagging. Otak rasanya belum bisa ngikutin. Solusinya? Konsisten dengerin materi dengan aksen serupa. Nggak perlu seharian penuh, cukup satu jam sehari, yang penting rutin. Nanti lama-lama, telinga akan terbiasa sendiri.
Kalau Nggak Boleh Bawa Kertas, Gimana Nyatet?
Ada juga akun-akun yang nggak izinin bawa pena dan kertas ke lantai kerja. Ribet sih, tapi ada solusinya. Begitu pulang ke rumah, langsung tulis ulang informasi atau solusi yang masih keinget. Ini penting supaya nggak hilang begitu aja. Ingatan tentang alur atau langkah penyelesaian masalah bisa lebih nempel kalau langsung ditulisin pas masih segar.
Produk Knowledge & Knowledge Base: Dua Senjata Andalan
Sebelum nanya, coba cek semacam database digital di komputer masing-masing yang isinya informasi soal proses, solusi, dan jenis masalah pelanggan. Sayangnya, kadang tampilannya ribet dan butuh waktu buat nemuin info yang dicari. Makanya, penting juga buat kenal struktur dan kode-kode di dalamnya.
Kalau udah nyari di knowledge base dan masih mentok, barulah nanya ke pelatih atau agen lain yang nggak sedang sibuk. Tapi jangan tanya berkali-kali. Kalau udah dikasih tahu, simpan dan catat baik-baik supaya nggak ngulangin kesalahan.
Tentang Pelanggan Marah dan Cara Hadapinya
Menghadapi pelanggan yang marah itu bagian dari risiko kerja. Kuncinya ada di satu kata: percaya diri. Misalnya, kalau lagi nggak tahu jawabannya, bisa bilang, “Pertanyaan bagus! Aku belum pernah dapet itu sebelumnya. Boleh ditahan sebentar ya, aku cek dulu ke supervisor.”
Jangan pernah kedengeran ragu-ragu atau ngomong “ummm…” berkepanjangan. Pelanggan bakal langsung tahu kalau kita nggak yakin, dan itu bisa bikin situasi makin rumit.
Bisa Dipecat Saat Nesting? Sayangnya, Iya
Walaupun udah masuk tahap nesting, ternyata risiko dipecat masih ada juga. Semua tergantung sama standar dari akun tempat kita ditempatkan. Ada yang toleran dan mau kasih kesempatan belajar, tapi ada juga yang ketat dan langsung ambil tindakan kalau trainee dianggap nggak cocok. Tipsnya, tanya-tanya aja ke agen yang udah kerja di akun itu buat tahu situasinya.
Konsistensi Itu Segalanya
Kalau udah ngerasa tertinggal atau kewalahan, jangan langsung nyerah. Semua agen call center pasti pernah ngalamin informasi yang menumpuk dan bikin stres. Nggak ada yang langsung jago dalam semalam.
Nesting itu memang menegangkan, tapi juga jadi batu loncatan penting buat karier di dunia call center. Selama bisa jaga semangat, mau belajar, dan berani keluar dari zona nyaman, peluang untuk lolos selalu terbuka. Jadi, tetap tenang, terus latihan, dan jangan ragu buat minta bantuan saat benar-benar dibutuhkan. Ini cuma awal, dan perjalanan masih panjang. Semangat!
Comments
Post a Comment