Tips Mengeja Nama Customer Supaya Agent Call Center Indonesia Tidak Salah Sebut
Kadang, masalah yang kelihatan sepele justru bisa bikin pusing kepala pas kerja di call center. Salah satunya? Ngeja nama pelanggan! Apalagi buat yang baru mulai di dunia per-call-center-an, situasi ini sering bikin gugup. Pertanyaannya, boleh nggak sih minta pelanggan ngeja nama mereka? Jawabannya: boleh banget! Tapi, ada triknya biar nggak bikin pelanggan bete.
Sebelum ngomongin soal cara minta ejaan, ada satu hal penting yang harus dikuasai: NATO Phonetic Alphabet. Ini tuh alfabet yang biasa dipakai militer buat ngeja huruf via radio atau telepon, dan udah jadi standar di industri BPO juga. Kenapa penting? Karena bakal terdengar lebih profesional dibanding ngomong “S untuk Sate” atau “F untuk Film horor.”
Contohnya gini:
A untuk Alpha
B untuk Bravo
C untuk Charlie
D untuk Delta
...dan seterusnya sampai Zulu.
Kalau mau lebih gampang, disarankan banget buat screenshot daftar lengkapnya dan hafalin di luar kepala. Soalnya nanti, huruf-huruf yang mirip kayak S dan F, atau D dan B, sering bikin miskom kalau nggak pake phonetic.
Tapi perlu dicatat juga, nggak semua istilah phonetic cocok dipakai ke semua orang. Ada cerita soal kata “Yankee” buat huruf Y, yang ternyata pernah bikin pelanggan tersinggung. Jadi, bisa juga disesuaikan pakai alternatif kayak “Y untuk Yoke”, supaya aman.
Nah, balik ke pertanyaan awal: kalau nama customer susah didenger, boleh minta mereka ngeja. Tapi ingat, jangan sampai mereka harus ngulang-ngulang. Semakin sering mereka ulang, makin tinggi kemungkinan mereka kesal dan minta bicara sama supervisor.
Tips praktis lainnya: kalau namanya umum dan kamu cuma ragu di satu huruf, nggak usah minta mereka ngeja semuanya. Misal, nama "Steven" — tinggal tanya aja, “Steven yang pake V atau P?” Simpel dan efisien.
Beberapa huruf juga perlu perhatian ekstra karena suaranya mirip, kayak A dan E, B dan D, atau P dan T. Tapi, kalau hurufnya jelas banget kayak W, dan pelanggan nggak kesulitan dengar, sebut aja langsung tanpa embel-embel “Whiskey.”
Intinya, makin cepat kamu bisa klarifikasi ejaan tanpa bikin pelanggan kesal, makin lancar prosesnya. Jangan buang waktu di bagian kecil, karena ujung-ujungnya yang paling penting dari semua panggilan adalah solusi yang diberikan.
Kalau ada yang pengin ditanyain lagi soal handling call atau teknik lainnya, tinggal komentar aja—bakal dibahas lebih lanjut di lain kesempatan.

Comments
Post a Comment