Kesalahan Fatal Agen Call Center Indonesia
Kadang di dunia call center, ada satu kesalahan yang sering banget dilakukan sama para agen baru. Bukan soal cara bicara, bukan juga karena gak sopan—tapi karena terlalu terpaku sama alur skrip alias call flow. Padahal, gak semua pertanyaan pelanggan harus dijawab dengan satu paket lengkap ala prosedur tujuh langkah. Nah, ini yang jadi fokus bahasan kali ini.
Contohnya gini. Seorang pelanggan tanya, “Berapa biaya langganan internet 20 Mbps fiber?” Pertanyaannya jelas banget, to the point. Tapi agen malah jawab, “Tentu, saya akan bantu. Jadi, kalau saya pahami, Anda ingin mengetahui harga paket internet kami, benar begitu?” Nah, di sinilah letak kesalahannya. Bukannya langsung jawab, agen malah muter-muter dulu. Tujuannya sih buat kasih kesan sopan dan terstruktur, tapi efeknya malah bikin pelanggan bingung atau malah kesel.
Bandingkan dengan contoh lain yang jauh lebih efisien. Pelanggan tanya hal yang sama, dan agen langsung jawab, “Untuk koneksi fiber 20 Mbps, biayanya Rp300.000 per bulan. Sudah unlimited dan ada uji coba gratis 30 hari.” Beres, cepat, dan gak buang waktu. Pelanggan puas, agen juga hemat waktu.
Tapi tentu aja, gak semua pertanyaan bisa langsung dijawab secepat itu. Kalau pelanggan udah mulai curhat, misalnya ngomel soal situs yang susah diakses atau frustrasi sama iklan yang menyesatkan, nah, di situ baru perlu masuk ke langkah empati dulu. Tapi kalau cuma nanya jam buka toko atau harga produk? Ya jawab aja langsung.
Ada juga kejadian lain. Seorang pelanggan nelpon cuma mau nanya, “Toko kalian buka gak hari ini?” Tapi agen malah minta nama lengkap dan nomor akun. Pelanggan jadi bingung dan ngerasa gak nyaman. Padahal, jawaban yang dibutuhin cuma “Iya, buka sampai jam 9 malam.” Udah cukup segitu aja.
Masalah lain yang sering muncul, banyak agen yang takut keluar dari alur skrip karena takut kena nilai jelek dari bagian QA. Tapi justru dengan terlalu kaku, pelanggan bisa merasa dipersulit, dan durasi panggilan jadi lebih lama. Kalau ini terus berlanjut, bukan cuma pelanggan yang kecewa, performa agen pun bisa kena imbas.
Solusinya? Coba diskusikan dengan team leader. Sampaikan bahwa gak semua pertanyaan perlu proses panjang. Kadang, jawaban langsung jauh lebih membantu dan efisien. Kalau memang ada aturan ketat di jenis akun tertentu—seperti yang berhubungan dengan keuangan atau data sensitif—ya itu lain cerita. Tapi di luar itu, fleksibilitas penting banget.
Intinya, jangan sampai terlalu fokus pada skrip sampai lupa inti pelayanan: bantu pelanggan dengan cepat, jelas, dan tepat. Kalau bisa bikin pelanggan senang dalam waktu singkat, kenapa harus ribet?
Sampai jumpa di bahasan kesalahan berikutnya, dan semoga gak ada lagi yang nyangkut di tahap dua, tiga, atau empat cuma karena ingin terlihat “sesuai prosedur”!
Comments
Post a Comment