Hai, pernah dengar istilah mock call? Jadi, ini semacam simulasi panggilan yang biasa dilakukan untuk latihan bagi calon agen call center. Dalam simulasi ini, kita belajar cara melayani pelanggan dengan efektif, dari awal sampai akhir panggilan. Pembukaan yang Berkesan Setiap panggilan dimulai dengan sapaan. Bukan asal "halo", tapi lengkap dengan nama perusahaan dan nama kita. Contohnya, "Hi, terima kasih telah menghubungi PT Apa Aja Deh. Saya Ratna, ada yang bisa saya bantu?" Kalimat sederhana ini bikin pelanggan merasa dihargai dan jelas siapa yang mereka ajak bicara. Intinya, beri kesan profesional tapi tetap ramah. Pastikan Akun Pelanggan Di dunia call center, keamanan itu penting banget. Makanya, konfirmasi akun pelanggan adalah langkah yang wajib. Biasanya, kita minta nomor akun dan nama lengkap pelanggan. Langkah ini juga membantu memastikan kita bicara dengan orang yang tepat. Tapi kalau pelanggan nggak punya akun? Ya, langkah ini bisa dilewatkan. Jangan Lup...
Pernah nggak sih ngebayangin, setelah lulus kuliah langsung dapet kerja sesuai jurusan, hidup mapan, punya gaji bagus, dan bisa mandiri? Tapi kenyataannya, hidup sering kali nggak sejalan sama rencana. Kalau sekarang lagi di titik bimbang itu, mungkin artikel ini bisa bantu buka sudut pandang baru. Call Center = Jalan Pintas? Belum Tentu Banyak orang mikir kerja di call center tuh cuma pilihan terakhir. Padahal, buat sebagian orang, ini justru bisa jadi jalan awal buat bangkit. Bukan berarti ini cita-cita akhir, tapi lebih ke batu loncatan. Sebelum mutusin, coba bandingin dulu hidup sekarang dengan kemungkinan hidup kalau kerja di call center. Lebih baik yang mana dari segi penghasilan? Lebih menjanjikan mana dari sisi pengalaman? Gaji yang Lumayan Buat Awal Kita nggak bisa munafik, uang itu penting. Dan kenyataannya, banyak pekerjaan di luar sana, meskipun sesuai jurusan, tapi gajinya nggak layak. Contoh nyata: banyak perawat di Indonesia digaji cuma sekitar 2 juta per bulan, padahal ...
Kadang, pas wawancara kerja—apalagi buat posisi call center—kita bakal dapat satu pertanyaan klasik yang bikin mikir keras: “Kenapa kami harus merekrut kamu?” Keliatannya sih simpel, tapi jawaban yang terlalu umum malah bisa bikin interviewer ilfeel. Nah, daripada jawab, “Saya orangnya ramah, teliti, dan pekerja keras,” mending jawab dengan cara yang bikin interviewer percaya sama kamu. Sebenarnya, tujuan utama mereka nanya kayak gitu bukan karena pengin tahu riwayat pendidikan kamu—karena itu udah mereka gali dari awal. Yang mereka cari sekarang adalah: seberapa pede kamu ngomong dan seberapa jago kamu meyakinkan orang. Dua hal ini krusial banget buat kerjaan yang tiap hari harus ngobrol sama orang asing. Salah satu cara jitu buat jawab pertanyaan ini adalah dengan cerita. Beneran cerita, bukan cuma bilang, “Saya suka tantangan.” Misalnya, ada pelamar cerita kalau dia pernah kerja jadi waitress, dan suatu hari ada pelanggan ngamuk-ngamuk karena makanannya kelamaan. Padahal dari awal u...
Comments
Post a Comment