Agen Call Center Indonesia Hadapi Customer yang Marah Karena Janji Tidak Ditepati

 

Kadang yang bikin panas bukan nominalnya, tapi janji yang enggak ditepati. Cerita ini datang dari Customer, pelanggan yang kesal bukan main gara-gara satu hal: voucher diskon Rp10 ribu. Kedengarannya sepele, ya?

Awalnya, Customer nelpon ke customer service dan ditangani oleh seorang agen bernama Agen. Nada suaranya langsung tajam, penuh kemarahan. Katanya, dia udah nungguin janji voucher pengganti yang seharusnya dikirim dalam 24 jam. Tapi yang datang? Nihil. Bahkan email-nya diabaikan. Jelas aja, dia kesal banget.

Agen, tetap tenang. Dia coba bantu ngecek data dan... ternyata voucher yang dibilang “enggak bisa dipakai” itu sebenarnya udah digunakan di pembelian juicer tanggal 2 April. Harga aslinya Rp49.999, tapi setelah diskon, Customer cuma bayar Rp39.999. Jadi sistem nggak salah. Voucher udah dipakai.

Tapi Customer enggak bisa terima. Fokusnya bukan soal voucher itu udah dipakai atau belum, tapi soal janji dari agen sebelumnya—Agen—yang katanya akan kirim voucher baru. Baginya, janji tetap janji. Dan perusahaan harus bertanggung jawab.

Di sini mulai terlihat kerumitan kasusnya. Agen coba menjelaskan bahwa Agen sebelumnya ternyata salah paham. Agen sebelumnya mengira vouchernya memang gagal, padahal sudah aktif terpakai. Karena itu, sistem tidak mengizinkan penggantian.

Suasana makin panas saat Agen menyebut fakta yang mengejutkan: ini bukan kali pertama Customer mengklaim masalah voucher. Dalam catatan mereka, sudah ada sembilan kasus serupa. Dan di semuanya, Customer selalu dapat voucher baru, meskipun ternyata sudah digunakan sebelumnya.

Dari situlah perusahaan mengambil sikap tegas—tidak bisa kasih voucher lagi. Meski begitu, Agen tetap jaga nada bicara dan berusaha memberi penjelasan sebaik mungkin, bahkan saat Customer mulai marah besar dan mengeluarkan kata-kata yang kasar. Sampai akhirnya, karena bahasa yang digunakan sudah tidak bisa ditoleransi, Agen memilih mengakhiri panggilan.

Kalau ditarik ke belakang, ini bukan sekadar tentang kode diskon. Ini soal ekspektasi pelanggan, janji yang tak ditepati, dan bagaimana perusahaan merespons. Customer merasa dikhianati karena percaya pada janji Agen, sementara dari sisi perusahaan, mereka juga merasa dimanfaatkan karena pola yang berulang.

Jangan asal janji kalau belum cek fakta. Kadang masalah kecil bisa meledak kalau nggak segera ditangani dengan tepat. Dan dari Rp10 ribu, bisa jadi pelajaran buat banyak orang di dua sisi: yang melayani, dan yang dilayani.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Jawab Pertanyaan “Ceritain Tentang Diri Kamu” di Interview Call Center Indonesia

Tips Simulasi Mock Call Center Indonesia

Tips Interview Call Center Indonesia Jawab Kenapa Kami Harus Merekrut Kamu?