Warna Buat Orang Tunanetra? Ini Cara Jawabnya Saat Interview Kerja di Call Center Indonesia


Pernah dapat pertanyaan nyeleneh pas interview kerja? Salah satu yang sering bikin orang bingung adalah: “Gimana cara kamu jelasin warna ke orang yang buta sejak lahir?” Kedengerannya aneh, tapi sebenarnya pertanyaan ini punya maksud yang penting banget, apalagi buat yang mau kerja di bidang layanan pelanggan.

Intinya? Interviewer pengin tahu secepat apa kamu mikir dan seberapa kreatif kamu pas hadapi situasi nggak terduga.

Warna Nggak Harus Soal Penglihatan

Buat orang yang nggak pernah bisa lihat warna, penjelasan soal “biru itu seperti langit” atau “kuning itu seperti matahari” jelas nggak masuk akal.

Misalnya, warna merah bisa dijelaskan kayak rasa hangat waktu dipeluk ibu saat petir menggelegar, atau ciuman penuh gairah dari pasangan. Merah itu tentang cinta dan kehangatan.

Kalau Warna Punya Suara dan Rasa...

Coba bayangkan warna biru sebagai rasa tenang waktu pijat sambil dengerin musik favorit. Atau keyakinan penuh saat tahu kamu bisa selesaikan tugas penting dengan baik. Biru itu tenang tapi percaya diri.

Kuning? Rasanya meledak, kaya perubahan dari biasa jadi luar biasa. Dari susu jadi keju, dari anggur jadi wine.

Coklat juga punya rasa. Itu rasa nyaman waktu di rumah saat hujan badai di luar, tapi kamu lagi selimutan sambil minum coklat panas. Coklat itu tentang rasa aman dan kebersamaan.

Warna-Warna Lain yang Bisa “Dirasa”

Hijau kayak suara alam, desiran sungai kecil, nyanyian burung, dan udara segar yang masuk ke paru-paru. Hijau itu hidup, lembut tapi kuat.

Ungu adalah aroma lavender pas berendam air hangat. Rasanya nyaman, menenangkan, dan bikin tidur nyenyak.

Jingga (orange) terasa kayak orang paling rame dan menyenangkan di hidupmu. Suaranya nyaring, karismanya kuat, dan dia nggak pernah malu tampil.

Putih bisa dibilang seperti hembusan angin pelan atau suara susu yang dituangkan ke gelas. Ringan, bersih, dan adem.

Hitam itu rasa lelah yang menyenangkan sebelum tidur.

Abu-abu? Bayangkan keringat dan debu nempel di badan pas naik kendaraan umum di siang panas. Atau bau lembap bangunan tua dan rasa hampa saat kangen seseorang yang udah nggak ada.

Kenapa Interviewer Tiba-Tiba Nanya Begini?

Nggak semua pelanggan bakal nanya sesuai skrip. Kadang mereka nanya yang aneh, yang mendadak, dan kamu harus bisa kasih respon cepat.

Jadi, meskipun pertanyaannya tentang warna buat orang buta, yang sebenarnya diuji adalah cara berpikir dan improvisasi kamu. Dan yang penting, nggak ada jawaban salah. Asal kamu bisa jelaskan logikanya dan kasih gambaran yang masuk akal, itu udah cukup.

Jangan Bilang “Nggak Tahu”!

Kalau kamu jawab, “nggak mungkin, orang dia buta,” itu tanda kamu nggak siap hadapi pertanyaan tak terduga. Mending kasih penjelasan yang menunjukkan kamu paham empati dan bisa komunikasi dengan berbagai macam orang.

Misalnya, kamu mau bilang merah itu tanda bahaya? Bisa. Atau kuning itu warna yang menyegarkan? Sah-sah aja. Asal kamu bisa jelaskan kenapa, interviewer bakal lihat kamu punya kreativitas dan kepekaan.

Nggak semua hal bisa dijelaskan secara literal. Tapi kalau kita bisa ubah pendekatan, pakai rasa, aroma, suara, atau pengalaman hidup, semua jadi mungkin. Termasuk menjelaskan warna ke seseorang yang nggak pernah melihat.

Pertanyaan interview aneh bukan buat jebak, tapi buat lihat siapa diri kamu sebenarnya. Dan ingat, jawaban kreatif dan empatik kadang lebih berharga daripada jawaban textbook.

Kalau ketemu pertanyaan out of the box, jangan panik. Ambil napas, dan pikirin gimana cara kasih jawaban yang bisa dirasakan, bukan cuma didengar.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Jawab Pertanyaan “Ceritain Tentang Diri Kamu” di Interview Call Center Indonesia

Tips Simulasi Mock Call Center Indonesia

Tips Interview Call Center Indonesia Jawab Kenapa Kami Harus Merekrut Kamu?