Pengalaman Mimpi ke Negeri Konoha


Banyak orang menemukan jawaban setelah bangun tidur, tetapi ada pula yang justru mendapatkan pertanyaan baru. Pertanyaan tentang logika, tentang negara, tentang masyarakat, dan tentang pola pikir yang terasa sulit dijelaskan.

Negara Absurd dan logika pemerintahan yang tidak nyambung

Satu hal yang langsung disadari dari perjalanan mimpi itu adalah: ada sebuah negara yang bisa bertahan puluhan tahun bukan karena kecerdasan warganya, tetapi karena saling menipu menjadi budaya umum. Bahkan ketika ditanya ribuan orang, semuanya mengaku pernah ditipu. Jawaban yang seragam itu membuat mimpi terasa seperti sindiran halus—atau mungkin sangat keras.

Mimpi yang Dimulai

Negara tersebut dikelilingi negara-negara maju dengan sistem pendidikan terbaik, tetapi dirinya memiliki sistem pendidikan terburuk di dunia. Aneh? Sangat. Namun itulah inti mimpi.

Pendidikan Terburuk, Solusi yang Salah Arah

Di negara yang didatangi dalam mimpi tersebut, menterinya mengakui bahwa 70% guru tidak kompeten. Tidak memahami materi, tidak menguasai metode pengajaran, tidak bisa mengikuti perkembangan zaman.

Masalahnya jelas: guru tidak kompeten.

Namun solusinya justru: mengganti kurikulum terus-menerus, menghabiskan anggaran triliunan rupiah.

Bagian ini menjadi titik pertama ketidaknyambungan logika kausalitas dalam mimpi.

Proyek Jalan Layang yang Tidak Pernah Dibangun

Dalam plot mimpi yang melompat-lompat, muncul cerita gubernur yang didemo habis-habisan karena kemacetan panjang berhari-hari. Solusi paling logis: bangun jalan layang. Bahkan anggaran sudah tersedia.

Namun, gubernur justru memperbaiki jalan di lokasi lain yang sebenarnya sudah mulus. Ditambal tiap tahun, diaspal ulang tiap tahun, dibeton lagi tiap tahun, meski tidak ada kerusakan.

Logika rakyat:

Macet → butuh jalan layang → anggaran ada → bangun sekarang.

Logika pejabat:

Macet di sini → perbaiki jalan di tempat lain yang sudah mulus.

Ketimpangan logika itulah yang membuat mimpi terasa semakin absurd.

Fenomena Juday Online & Satgas yang Tidak Menangkap Pelaku

Nalam tayangan berita di mimpi, negara itu dirugikan 1,2 kuadriliun rupiah per tahun akibat juday online. Pelakunya jelas, markasnya jelas, bahkan orang-orangnya masih warga negara itu.

Namun kebijakan pemerintah adalah: membentuk Satgas untuk memblokir situs. Padahal situs bisa dibuat ulang dalam hitungan jam.

Kausalitasnya kembali tidak nyambung:

  • pelaku jelas
  • lokasi jelas
  • solusi logis: tangkap
  • tetapi yang dilakukan: blokir situs

Tidak heran mimpi itu penuh kekesalan sampai kata-kata kasar keluar tanpa bisa ditahan.

Krisis Air dan Rapat di Hotel yang Menyebabkannya

Kisah lainnya datang dari krisis air di sebuah kota. Penyebabnya sudah sangat jelas:

daerah resapan air dipenuhi hotel mewah dan vila megah.

Solusi logis:

  • investigasi perizinan
  • hentikan pembangunan ilegal
  • tangkap pelaku suap

Tetapi yang dilakukan adalah: mengadakan rapat anti-korupsi di hotel yang menjadi penyebab krisis air tersebut.

Ironi mencapai level maksimal.

Tukang Bubur yang Menyalahkan Santet

Turun ke masyarakat bawah, ditemukan seorang tukang bubur yang dagangannya sepi. Ia tahu penyebabnya:

  • pelayanan buruk
  • tempat tidak strategis
  • tidak ada lahan parkir

Namun solusinya justru:

membeli batu permata untuk menangkal santet.

Di sinilah mimpi itu benar-benar menggambarkan benang merah:

penyebab sudah jelas, solusinya selalu salah arah.

Hafalan Kitab sebagai Solusi Teknologi Tertinggal

Seorang ustaz memberikan solusi unik: pendidikan tertinggal, teknologi tertinggal, ekonomi tertinggal—semua jawabannya adalah menghafal kitab suci.

Sekali lagi, penyebab dan solusi tidak saling terhubung.

Akhir dari Mimpi: Jawaban Mengapa Negara Aneh Itu Bisa Bertahan

Setelah lelah berkeliling dalam mimpi absurd itu, akhirnya muncul jawaban: negara tersebut bertahan karena semua orang saling menipu satu sama lain.

Begitu bangun, ternyata teman mengalami mimpi yang sama. Orang-orang juga mengalami mimpi dengan tema serupa. Bahkan ketika ditanya hal sederhana seperti “pernah ditipu?”, semua menjawab pernah.

Mungkin karena itu mimpi terasa begitu nyata.

Jika mimpi itu dialami banyak orang, mungkin itu bukan sekadar mimpi.

Comments

Popular posts from this blog

Nyamankah dengan Gaji Customer Service Call Center Indonesia 2025

Kesalahan Grammar yang Bikin Malu: Bedain “Your” vs “You’re” dan “Its” vs “It’s”, Yuk!

Cara Cepat Mahir Mengetik 10 Jari Tanpa Melihat Keyboard – Wajib Tahu Buat Pelamar Call Center & Fresh Graduate!