Strategi Jitu Jualan Internet Fiber Optik ala Telesales Indonesia
Gak semua pelanggan langsung bilang “ya” waktu ditawarin produk. Tapi ternyata, kalau pendekatannya pas, harga cocok, dan masalah pelanggan bisa diselesaikan, closing pun tinggal nunggu waktu.
Akhirnya Dapat Harga Internet Murah dan Ngebut!
Seperti cerita pelanggan yang awalnya ogah ganti provider, tapi akhirnya mau pasang internet fiber 100 Mbps cuma Rp400 ribuan per bulan tanpa biaya instalasi. Kenapa bisa berubah pikiran? Jawabannya ada di obrolan panjang tapi santai yang dikemas dengan gaya empatik dan penuh strategi.
Bukan Langsung Jualan, Tapi Gali Masalah
Kalau kamu kerja di sales atau customer service internet, catat baik-baik: jangan langsung nawarin paket begitu pelanggan ngangkat telepon. Kayak Agent yang awalnya cuma konfirmasi alamat pelanggan buat cek ketersediaan jaringan fiber.
Setelah tahu lokasi eligible, Agent malah gak buru-buru promosi. Dia tanya dulu: “Internetnya dipakai buat apa aja?”, “Suka nonton di 4K gak?”, sampai “Provider sekarang siapa dan bayarnya berapa?”
Gaya tanya seperti ini bukan cuma bikin pelanggan nyaman, tapi juga secara gak langsung ngebuka celah buat tahu di mana masalah koneksi yang sedang dihadapi. Ternyata, walau pelanggan bilang “internet saya cukup kok,” dia ngeluh juga soal video 4K yang ngelag padahal TV-nya baru.
Paket Mahal Duluan, Biar Paket Murah Terasa Makin Worth It
Strategi menarik lainnya adalah saat Agent langsung tawarin paket 800 Mbps seharga Rp750.000. pelanggan tentu kaget, bilang terlalu mahal. Tapi justru di sinilah triknya: setelah nawarin yang mahal dulu, Agent turun ke paket 100 Mbps dengan harga cuma Rp300.000, lebih murah dari tagihan internet pelanggan saat ini.
Penawaran pertama dibuat tinggi dulu, lalu diturunin sedikit ke level yang lebih rasional tapi tetap menguntungkan. Pelanggan pun ngerasa makin hemat — padahal tetap masuk target penjualan.
Walaupun call ini bukan cold call (karena pelanggan sebelumnya isi form di website), pendekatan Agent tetap bisa dipakai buat menghadapi calon pelanggan yang belum kenal brand. Intinya ada di warm-up flow:
1. Tanya kebutuhan, bukan langsung promosi
2. Pancing dengan masalah nyata yang relate
3. Kasih fakta, bukan sekadar opini (contoh: butuh 25 Mbps untuk streaming 4K)
4. Gunakan tools seperti speedtest.net buat validasi
Dan jangan lupa, saat pelanggan mulai terbuka dan merasa dilibatkan, peluang closing makin besar.
Call Back Bukan Akhir, Tapi Awal dari Deal
Sempat pelanggan bilang harus diskusi dulu sama suaminya dan minta dihubungi lagi malam. Banyak agent yang bakal mikir “ah, ini cuma alasan ngeles.” Tapi Agent justru bales dengan kasih dua pilihan jam: “jam 6 atau 7 malam?” dan akhirnya ditentukan jam 7. Ini strategi sederhana tapi ampuh — ngasih pilihan terbatas bikin pelanggan lebih cepat ambil keputusan.
Dan pas call back, suami pelanggan setuju, asalkan harga yang ditawarkan memang flat, bukan harga promo beberapa bulan doang. Agent langsung klarifikasi: Rp300.000 itu harga tetap, no hidden cost, free installation. Udah deh, gak pake drama, pelanggan pun langsung isi form online, dan deal ditutup dengan router dikirim dalam tiga hari.
Mengapa Sales Call Ini Cocok Jadi Studi Kasus Terbaik
Ada beberapa poin penting yang bisa dijadiin panduan buat siapa aja yang kerja di bidang sales, terutama produk digital atau layanan internet:
- Gak maksa di awal. Biarkan pelanggan cerita dulu tentang kebutuhan dan kendalanya.
- Pakailah pertanyaan sederhana tapi bermakna. Tanya bukan buat formalitas, tapi buat menggali fakta dan kebutuhan.
- Gunakan logika, bukan sekadar jargon. Jelaskan bahwa TV 4K butuh koneksi yang sesuai, dan beri pembanding seperti pixel count dan bandwidth.
- Pastikan janji harga dan proses transparan. Jangan pernah terkesan menjebak.
Kadang yang Perlu Cuma Sedikit Tanya, Banyak Dengar
Sering kali kita mikir kalau sales itu soal keahlian bicara. Padahal, keahlian mendengarkan dan bertanya dengan benar justru jauh lebih penting. Dari obrolan santai, pelanggan bisa merasa diperhatikan, dipahami, dan akhirnya... dipenuhi kebutuhannya.
Agent bukan hanya berhasil jualan. Tapi juga bikin pelanggan ngerasa keputusan ganti provider itu datang dari dirinya sendiri — bukan karena dipaksa. Dan itulah inti dari closing elegan: bukan dengan tekanan, tapi lewat percakapan yang manusiawi.
Selamat mencoba teknik ini untuk closing penjualan berikutnya!
Comments
Post a Comment