Cara Membuat AI Agent untuk Customer Support Tanpa Ngoding di Make

Kebanyakan orang cuma kenal AI chatbot kayak ChatGPT yang bisa jawab pertanyaan. Bedanya, AI agent nggak cuma ngobrol, tapi bisa ngambil inisiatif sendiri. 

AI Agent Itu Apa Sih?

Kirim email, update spreadsheet, posting ke Slack, sampai mutusin langkah selanjutnya. Bayangin punya asisten digital yang bisa mikir dan kerja tanpa harus disuruh terus-menerus.

Misalnya ada toko kue. Mereka tiap hari kebanjiran email: ada yang nanya jam buka, ada yang tanya kue mengandung kacang atau nggak, bahkan ada yang minta ribuan cookies dikirim sebelum Jumat. Nah, AI agent ini bisa otomatis jawab pertanyaan ringan, tapi kalau ada permintaan gede, dia bakal lempar ke Slack supaya tim manusia yang follow up.

Triknya: Visual Automation di Make

Biasanya bikin AI kayak gini ribet karena harus coding. Tapi di Make, semua tinggal drag-and-drop. Tinggal bikin flow alur kerja: email masuk → AI baca → balas otomatis atau eskalasi. Skenario ini disebut automation workflow, dan lo bisa hubungkan ke ribuan aplikasi mulai dari Gmail, Outlook, Google Sheets, sampai Slack.

Random Step Dulu: Tambah Tools Sebelum Agent Jalan

Lucunya, AI agent tanpa tools itu kayak otak tanpa tangan. Dia ngerti isi email, tapi nggak bisa ngapa-ngapain. Makanya perlu kasih tools:

  • Tool balas email (biar bisa langsung reply ke customer)
  • Tool post Slack (buat kasih tau tim kalau ada kasus penting)
  • Tool lain kayak Google Sheets atau CRM buat catat data

Setelah ditambahin tools, barulah AI agent bisa bener-bener “hidup” dan eksekusi perintah.

Awal Proses: Buat Akun, Buat Agent

Uniknya, step paling basic justru gampang: buka Make → klik AI Agents Beta → bikin Create Agent → pilih AI provider → kasih nama (contoh: KCC Support Agent). Jangan lupa isi system prompt: instruksi detail tentang apa yang harus dilakukan agent, kayak “jawab email FAQ dengan ramah, eskalasi bulk order ke Slack, jangan pernah kasih refund sendiri.”

Baru Tambahin FAQ Jadi Otak Cadangan

Supaya agent paham konteks bisnis, tambahin file FAQ perusahaan. Misalnya “Jam buka toko: 9 pagi–9 malam, Cookies ada kacangnya, pengiriman cuma area tertentu.” Jadi pas ditanya, agent bisa ngasih jawaban akurat tanpa bingung.

Dari Pertanyaan Simple Sampai Bulk Order

Pas dites, hasilnya mantap. Pertanyaan sederhana kayak “jam buka toko?” langsung dijawab dengan rapi. Begitu ada permintaan 1.000 cookies custom, agent otomatis eskalasi ke Slack dengan detail pengirim, isi email, dan subject. Jadi tim langsung siap nanggepin tanpa harus bongkar inbox.

Grid: Peta Semua Automasi

Keunikan lain di Make adalah fitur Grid. Semua workflow keliatan jelas di satu layar: email masuk → AI agent → balas email atau post ke Slack. Kalau nanti ditambah fitur refund atau tracking order, grid ini tetap rapih, jadi gampang mantau alur kerja.

Singkatnya, bikin AI agent di Make itu kayak main puzzle: drag-and-drop, kasih otak (FAQ + system prompt), pasang tangan (tools), dan aktifkan skenario. Hasilnya? Customer happy, tim nggak kewalahan, dan bisnis jalan lebih efisien.

Dari Chatbot ke Agent Sejati

Kalau ChatGPT ibarat teman ngobrol, AI agent di Make ini lebih mirip karyawan part-time. Bedanya, dia nggak gajian dan kerja 24 jam. Bisa jawab pertanyaan FAQ, bisa eskalasi kasus serius, dan bisa disesuaikan buat keperluan apa aja. Mulai dari customer support, order tracking, sampai analisis data—semua bisa.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Jawab Pertanyaan “Ceritain Tentang Diri Kamu” di Interview Call Center Indonesia

Tips Simulasi Mock Call Center Indonesia

Mengenal Analitis, Driving, Amiable, dan Expressive